17 Oktober 2012

The Loss Of Adab,Bagi Calon Nakhoda NKRI


SAAT INI dunia telah mencapai era globalisasi dimana manusia pada umumnya tidak dibatasi lagi oleh jarak dan waktu, manusia pada zaman ini begitu sangat dimanjakan dengan berbagai teknologi-teknologi canggih yang sangat mempermudah segala urusan manusia.
Tetapi kemajuan ini, sangat berbanding terbalik dengan kemajuan akhlak manusia. Manusia pada zaman sekarang ini mengalami yang namanya krisis moral, Syekh Naquib Al-attas menyebutkan bahwa manusia sekarang berada pada posisi apa yang disebut dengan “The loss of adab” krisis moral ini bukan hanya merambah kalangan dewasa saja dengan praktek-praktek korupsi mereka. Tetapi krisis moral ini juga sudah merambah kekalangan
kaum muda apatah lagi para remaja. Kita sekarang dicengangkan dengan tingkah-tingkahlaku sebagian  para pelajar yang dimana tujuan utama mereka ialah belajar, agar kelak menjadi orang yang berilmu yang mampu menjadi Nakhoda bangsa ini. Sekarang sebagian pelajar lebih suka tawuran dari pada mengikuti pelajaran dikelas, yang membuat kita semakin prihatin dengan nasib bangsa ini ialah sebagian pelajar sekarang ini tidak lagi segan-segan menghilangkan nyawa manusia , ini terbukti dengan banyaknya tawuran antara sebagian para pelajar diberbagai daerah diindonesia, tawuran bagi mereka merupakan sesuatu yang sangat membanggakan karena bisa dianggap sebagai seorang yang pemberani atau dalam istilah kerennya”Jantan” jika sudah kejadiannya seperti ini sangat sulit rasanya kita menunjuk siapa yang bersalah yang harus dimintai pertanggungjawabannya. Apakah itu pihak sekolah,keluarga,masyarakat,Negara atau bahkan Agama? Tidak mungkin rasanya kita menyalahkan salah satunya, karena kita yakin bahwa kesemua unsur tersebut sudah memberikan yang terbaik,walaupun itu masih belum begitu baik menurut orang lain, tapi kita sepakat bahwa kita sebagai makhluk yang dhoif(lemah)tidak menyalahkan seseorang karena kelemahannya  tapi kita membenci sikap afatis seseorang.
Tapi ini semua bisa diatasi jika kesemua unsur tersebut bersatu padu untuk membangun komitmen demi memperbaiki generasi muda, dimana misalnya keluarga,masyarakat dan pemerintah bisa membatasi tontonan-tontonan atau apa yang dilihat seorang remaja baik ini secara langsung ataupun secara tidak langsung yang bersipat Radikal atau tayangan-tayangan yang dianggap tidak pantas yang mampu membentuk karakter seseorang remaja menjadi lebih buruk. Begitu juga dengan pihak sekolah, pihak sekolah misalnya bisa menanamkan nilai-nilai akhlak kepada para pelajar dengan cara memberikan pelajaran-pelajaran Agama dan yang paling penting adalah langsung action bukan hanya dengan materi-materi tapi tidak terjun langsung kelapangan. Pihak sekolah juga bisa melakukannya dengan cara membuat atau mendukung organisasi-organisasi yang bersifat keagamaan contohnya ROHIS atau sejenis dengannya, tapi usaha ini akan menemui sedikit kesulitan karena ada sebagian orang tidak menyukai organisasi-organisasi tersebut. karena mereka menganggap bahwa organisasi-organisasi tersebut akan menghasilkan manusia-manusia yang fundamental dalam beagama atau bahkan sebagai pembibitan TERORIS! Tapi Seperti inilah kehidupan ada yang pro ada yang kontra, kebaikan dan keburukan akan selalu berbenturan, dalam masalah inilah tugas sang Nabi belumlah selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

beri masukan sobat, komentar anda merupakan motivasi bagi saya untuk lebih baik lagi.