Indonesia Sebagai salah satu
negara demokrasi, pada tanggal 9 april 2014 akan menggelar pesta demokrasi, Khususnya
untuk pemilihan anggota legsilatif. Yang nantinya pemilu tersebut akan
melahirkan wakil rakyat yang akan duduk di DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota. Wajah-wajah lama anggota legislatif turut membersamai hangatnya
pemilu 2014 kali ini.
Telah diatur dalam
undang-undang bahwa ada tiga fungsi pokok sebuah badan legislatif yakni
Legislasi, anggaran dan yang terakhir pengawasan. Yang pada intinya, tujuan
dari ketiga fungsi ini adalah untuk memakmurkan negara dan menyejahterkan
rakyat. Tapi yang jadi permasalahan ialah ketika kehadiran badan legislatif
tidak berdampak apa-apa pada kehidupan rakyat. Jelas yang salah bukanlah fungsi
badan legislatifnya, karena dalam negara demokrasi pembagian kekuasaan ini
telah matang adanya (eksekutif, legislatif dan yudikatif). Tapi yang patut
dipersalahkan atas semua ini ialah kinerja daripada anggota legislatif itu
sendiri.
Bagaiaman tidak Rapor
kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode tahun 2013 ini jeblok alias buruk
sepanjang lima tahun terakhir. Lantaran hingga akhir tahun, hanya ada tujuh
Undang-Undang yang dihasilkan dari 70 Proglam Legislasi Nasional (Prolegnas)
yang mereka buat sendiri. Kinerja yang buruk ini semakin diperparah pula dengan
prilaku korupsi sebagian anggota legislatif, jadi ibaratnya rakyat sudah jatuh,
tertimpa tangga pula.
Mungkin Inilah sederatan faktor yang menjadikan
sebagian rakyat apatis terhadap penyelenggaraan pemilu. karena anggapan selama
ini bahwa anggota legislatif yang mereka pilih tidak bisa berbuat apa-apa
kepada mereka, atau tepatnya selama ini rakyat hanya memberikan kertas suara
kosong, walaupun secara kasat mata mereka memilih. Pertanyaan selanjutnya yang
harus segera dijawab adalah, lantas rakyat mau bagaimana? Di satu sisi mereka
harus menjadi warga negara yang baik dengan tetap menggunakan hak suaranya, dan
di sisi lain mereka dihadapkan pada kondisi ketidakpercayaan terhadap para
caleg, sehingga akankah mereka kembali memberikan suara kosong?
Lantas
bagaimana?
Menurut hemat penulis
setidaknya ada dua hal yang harus dilakukan rakyat pertama, tolak money politic, Salah satu persoalan yang
sedang dihadapi dalam proses pemilu, adalah gencar-gencarnya money politic. Rakyat miskin tentulah
dengan senang hati menerima uang tersebut, tapi tetap saja tidak ada makan
siang yang gratis. Sudah sewajarnya caleg yang melakukan money politik ini diblacklist dari dari daftar pilihan
rakyat, karena sudah jelas seorang yang bermental “penyogok” akan menjadi
seorang koruptor untuk kedepannya.
Logika
sederhananya, uang yang dihabiskan oleh caleg untuk membeli suara tentulah
harus ada gantinya. Karena tidak mungkin seorang caleg mau menghambur-hamburkan
uangnya jika tidak ada gantinya, apalagi jabatannya diraih dengan cara-cara
yang tidak halal. Makanya jangan heran kalau sekarang kita melihat banyak dari
anggota dewan yang telah mendekam di jeruji besi karena kasus korupsi, hal ini mereka
lakukan karena harus mengganti uang pribadi mereka yang telah dihabiskan untuk
membeli suara.
Kedua, rakyat harus lebih
peka, maksud peka di sini adalah dengan lebih banyak mencari informasi mengenai
track record para caleg tersebut, supaya
rakyat tidak membeli kucing dalam karung. Yang nantinya akan jelas terlihat
caleg mana yang memiliki kapasitas
sehingga layak untuk dipilih. Karena dalam era demokrasi ini semua orang
berkesempatan untuk mencalonkan diri sebagai caleg asalkan memenuhi syarat,
sekalipun itu pencuri.
Dengan lebih pekanya rakyat
terhadap proses pemilu, akan lahirlah anggota-anggota legislatif yang memiliki
kapasitas dan niat yang jujur untuk menyejahterakan rakyat, tidak ada lagi
suara kosong. Karena anggota legislatif yang dipilih rakyat sebaggai wakilnya
telah menunjukkan kinerjanya secara profesional. Dan rakyat tidak lagi memiliki
sikap ketidakpercayaan kepada para anggota legislatif, karena selama ini yang
dirasakan oleh rakyat “ada dan tidaknya anggota legislatif, toh sama saja”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
beri masukan sobat, komentar anda merupakan motivasi bagi saya untuk lebih baik lagi.