Oleh: Ali Akbar Hasibuan*
“Kusentuh kumis beracun geli-geli mengasyikkan, kusentuh
kumis beracun menggelitik memabukkan” (lirik lagu dangdut, Elis Shasmita).
Kumis minggu-minggu ini menjadi topik yang hangat dibicarakan di negeri ini,
mulai dari dunia nyata sampai dunia maya, khususnya Twitter. Bukan karena lagu
Elis Shasmita itu populer kembali, tapi karena penempatan Roy Suryo sebagai
Menpora baru oleh Presiden SBY.
Banyak masyarakat bertanya-tanya. Apakah Roy Suryo memang
memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi seorang Menpora? Apatah lagi
dengan banyaknya masalah-masalah besar yang belum terselesaikan di Menpora.
Mulai dari PSSI, persiapan Sea Games
di
Myanmar, sampai kasus Hambalang.
Ketika Roy suryo ini menempati posisi Menpora, besar kemungkinan
tingkat kredibilitas publik terhadap
pemimpin Negeri ini semakin menurun, atau bahkan menjadi lelucon yang ‘menggelitik’
seperti lirik lagu Elis Shasmita itu. Dengan fenomena ini, jelaslah terlihat perpolitikan
di Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Masih adanya politik-politik tidak
sehat yang mementingkan golongan, tanpa memikirkan layak atau tidaknya
seseorang dalam menempati posisi yang strategis, karena kita ketahui bahwa Roy
suryo adalah salah seorang kader Demokrat yang loyal terhadap partainya.
Kapabilitas Si “kumis”
Kumis begitulah pandangan orang pertama kali
jika melihat sosok dari tiga generasi Menpora Kabinet presiden Susilo Bambang
Yudiyono, yakni Adhyaksa Dault (Menpora periode
2004 – 2009), Andi Malaranggeng
(Periode 2009-2014) dan Roy Suryo (Menpora baru), ketiga pemuda yang sama-sama
menggeluti dunia politik ini memang sangat identik dengan kumis dan tidak
ketinggalan wajah yang manis, tapi
apakah hanya karena faktor kumis yang membuat SBY kepincut dengan ketiganya? Karena
beliau sendiri krisis kumis! Entahlah, semua rakyat masih bertanya-tanya. Guyonan-guyonan
pun berdatangan dengan sendirinya, salah satunya dari politisi partai Demokrat
sendiri yakni Achsanul Qosasih yang tadinya
digosipkan akan menempati posisi Menpora, beliau mengatakan “Mungkin kumis saya kurang tebal” ujarnya sambil tertawa.
Terlepas
dari kontroversi Kemenpora yang kumisan, menurut hemat penulis, penempatan ini
tidaklah tepat, karena Roy Suryo tidak berkompeten di bidang kepemudaan dan
olah raga, karena melihat kemampuan Roy Suryo yang selama ini cenderung ke dunia
teknologi dan informasi. Seperti yang diakuinya sendiri. "Saya tidak tahu apa alasannya. Tapi saya
tahu ini tugas yang sangat berat. Saya sadar kapasitas saya. Saya sampaikan ke
Presiden bahwa saya bukan orang yang berkompeten dan paling tepat untuk posisi
itu, saya sadar." Jumat (11/1/2013) di Senayan, Jakarta. Yang menjadi
pertanyaan masyarakat yang belum terjawab, kenapa orang yang tidak mengerti
seluk-beluk dunia pemuda dan olahraga itu bisa jadi Menpora, tidak bisakah
Menpora itu diambil dari kalangan yang profesional. Nampaknya pemimpin negeri
ini sudah kehilangan akal sehatnya, berhubung sebentar lagi masa kerajaannya
akan tumbang.
Keritikan
pedas juga datang dari mantan menteri sekretaris negara Yusril Ihza Mahendra terhadap pengangkatan Roy Suryo, melalui
Twitter-nya @Yusrilihza_Mhd yang berkicau
cukup keras. "Kesan rakyat, kalo Menteri goblok, yang ngangkat lebih
goblok lagi. Negara jadi dagelan, main goblok-goblokan tiap hari. Energi dan
waktu terbuang." tandasnya.
Seharusnya presiden bersikap bijak dalam menempatkan
menteri-menteri di kabinetnya, bukan malah sebaliknya, secara sembrono dengan
mementingkan golonga sendiri. Sudah sepatutnya Menteri-menteri itu orang-orang
yang profesional dibidangnya masing-masing. Seperti penempatan posisi Menpora,
selayaknyalah dari kalangan olahragawan dan organisatoris yang mampu menjadi
nakhoda yang handal di Kemenpora. Bagaimana mungkin
menjalankan sebuah Kemenpora yang banyak menaungi organisasi-organisasi
olahraga, jika tidak memiliki pengalaman dan latar belakang pendidkan dibidang
itu, dalam hal ini sangat dibutuhkan kejujuran seorang pemimpin, demi
terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
beri masukan sobat, komentar anda merupakan motivasi bagi saya untuk lebih baik lagi.