15 Februari 2013

Ada 'Kumis' Di KEMENPORA


Oleh: Ali Akbar Hasibuan*

“Kusentuh kumis beracun geli-geli mengasyikkan, kusentuh kumis beracun menggelitik memabukkan” (lirik lagu dangdut, Elis Shasmita). Kumis minggu-minggu ini menjadi topik yang hangat dibicarakan di negeri ini, mulai dari dunia nyata sampai dunia maya, khususnya Twitter. Bukan karena lagu Elis Shasmita itu populer kembali, tapi karena penempatan Roy Suryo sebagai Menpora baru oleh Presiden SBY.
Banyak masyarakat bertanya-tanya. Apakah Roy Suryo memang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi seorang Menpora? Apatah lagi dengan banyaknya masalah-masalah besar yang belum terselesaikan di Menpora. Mulai dari PSSI, persiapan Sea Games di
Myanmar, sampai kasus Hambalang.
            Ketika Roy suryo ini menempati posisi Menpora, besar kemungkinan tingkat kredibilitas  publik terhadap pemimpin Negeri ini semakin menurun, atau bahkan menjadi lelucon yang ‘menggelitik’ seperti lirik lagu Elis Shasmita itu. Dengan fenomena ini, jelaslah terlihat perpolitikan di Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Masih adanya politik-politik tidak sehat yang mementingkan golongan, tanpa memikirkan layak atau tidaknya seseorang dalam menempati posisi yang strategis, karena kita ketahui bahwa Roy suryo adalah salah seorang kader Demokrat yang loyal terhadap partainya.

Kapabilitas Si “kumis”
            Kumis begitulah pandangan orang pertama kali jika melihat sosok dari tiga generasi Menpora Kabinet presiden Susilo Bambang Yudiyono, yakni Adhyaksa Dault (Menpora periode 2004 – 2009), Andi Malaranggeng (Periode 2009-2014) dan Roy Suryo (Menpora baru), ketiga pemuda yang sama-sama menggeluti dunia politik ini memang sangat identik dengan kumis dan tidak ketinggalan wajah yang  manis, tapi apakah hanya karena faktor kumis yang membuat SBY kepincut dengan ketiganya? Karena beliau sendiri krisis kumis! Entahlah, semua rakyat masih bertanya-tanya. Guyonan-guyonan pun berdatangan dengan sendirinya, salah satunya dari politisi partai Demokrat sendiri yakni Achsanul Qosasih yang tadinya digosipkan akan menempati posisi Menpora, beliau mengatakan “Mungkin kumis saya kurang tebal”  ujarnya sambil tertawa.
Terlepas dari kontroversi Kemenpora yang kumisan, menurut hemat penulis, penempatan ini tidaklah tepat, karena Roy Suryo tidak berkompeten di bidang kepemudaan dan olah raga, karena melihat kemampuan Roy Suryo yang selama ini cenderung ke dunia teknologi dan informasi. Seperti yang diakuinya sendiri. "Saya tidak tahu apa alasannya. Tapi saya tahu ini tugas yang sangat berat. Saya sadar kapasitas saya. Saya sampaikan ke Presiden bahwa saya bukan orang yang berkompeten dan paling tepat untuk posisi itu, saya sadar." Jumat (11/1/2013) di Senayan, Jakarta. Yang menjadi pertanyaan masyarakat yang belum terjawab, kenapa orang yang tidak mengerti seluk-beluk dunia pemuda dan olahraga itu bisa jadi Menpora, tidak bisakah Menpora itu diambil dari kalangan yang profesional. Nampaknya pemimpin negeri ini sudah kehilangan akal sehatnya, berhubung sebentar lagi masa kerajaannya akan tumbang.
Keritikan pedas juga datang dari mantan menteri sekretaris negara Yusril Ihza Mahendra terhadap pengangkatan Roy Suryo, melalui Twitter-nya @Yusrilihza_Mhd yang berkicau cukup keras. "Kesan rakyat, kalo Menteri goblok, yang ngangkat lebih goblok lagi. Negara jadi dagelan, main goblok-goblokan tiap hari. Energi dan waktu terbuang." tandasnya.
Seharusnya presiden bersikap bijak dalam menempatkan menteri-menteri di kabinetnya, bukan malah sebaliknya, secara sembrono dengan mementingkan golonga sendiri. Sudah sepatutnya Menteri-menteri itu orang-orang yang profesional dibidangnya masing-masing. Seperti penempatan posisi Menpora, selayaknyalah dari kalangan olahragawan dan organisatoris yang mampu menjadi nakhoda yang handal di Kemenpora. Bagaimana mungkin menjalankan sebuah Kemenpora yang banyak menaungi organisasi-organisasi olahraga, jika tidak memiliki pengalaman dan latar belakang pendidkan dibidang itu, dalam hal ini sangat dibutuhkan kejujuran seorang pemimpin, demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

beri masukan sobat, komentar anda merupakan motivasi bagi saya untuk lebih baik lagi.