Rabu, tanggal
15 mei 2013 saya dan teman-teman organisasi mengunjungi seorang tokoh, ustad
Fatan Fantastik sapaan akrabnya. Kunjungan kami ini memang sudah menjadi salah
satu agenda angkatan kami sebagai organisasi KAMMI. Sekitar pukul empat sore
kami berangkat dari kampus untuk menuju rumah beliau di Godean (spesifiknya
saya lupa). Walaupun pelbagai rintangan, akhirnya kami sampai di rumah beliau
pukul lima sore, memang waktu yang kami habiskan unutk perjalanan itu cukup
lama, maklumlah kami berangkatnya secara rombongan, apatah lagi ada akhwatnya,
yang membawa motor bagaikan membawa becak (lambat). Sesampainya di
rumahnya ustad fatan Fantastik, kami disambutnya dengan senyum nan ramah,
apatah lagi sekitar sepuluh menit kemudian kami disuguhi makanan-makanan ringan
dan minuman, yang menambah nilai kenyamanan. Tidak ada acara khusus sih kami ke
sana, hanya sekedar sharing-sharing saja seputar perjuangan beliau di kampus
dahulu.
16 Mei 2013
14 Mei 2013
Membendung Gempuran Buah Impor "Formalin"
Oleh: Ali Akbar Hasibuan
Masuknya buah impor yang mengandung formalin di DIY diduga telah terjadi
bertahun-tahun. Tetapi hingga saat ini belum ada tindakan dari pemerintah.
Buah-buah yang berformalin itu kebanyakan didatangkan dari negara China, dan
ada sebagian dari negara Thailand seperti kelengkeng. (Harian Jogja, 30/4). Fenomena
ini tentulah sangat meresahkan masyarakat, bukan hanya para konsumen buah pada
umumnya tetapi juga para petani buah lokal. Konsumen resah karena kandungan
formalin yang terdapat di dalam buah impor itu, sementara petani lokal resah
karena tidak dapat bersaing dengan buah impor tersebut. Karena kebanyakan
pedagang buah, lebih memilih untuk menjual buah impor dari pada buah hasil
keringat para petani lokal. Sebagaimana yang dilansir oleh Harian Jogja, melalui pengakuan seorang
pedagang, mengatakan bahwa buah impor itu dapat awet sampai satu bulan,
sedangkan buah lokal seperti jeruk, dua hingga tiga hari sudah keriput bahkan
busuk. Maka dari itu para pedagang buah lebih memilih untuk menjual buah impor
dari pada buah lokal karena dilandasi oleh faktor keuntungan (laba).
7 Mei 2013
Pendidikan dan Perbaikan Bangsa
Oleh: Ali Akbar Hasibuan
Tanggal 2 mei telah diperingati sebagai hari pendidikan
nasional. Hari yang setiap tahunnya selalu diperingati dengan berbagai
ritual-ritual, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat
pada umumnya. Tapi, ada satu ritual yang tidak pernah luput dari perhatian
masyarakat yakni aksi massa. Begitu juga untuk Hardiknas pada tahun ini, berbagai
segmen masyarakat turun kejalan untuk meneriakkan tuntutan-tuntutan mereka
kepada pemerintah. Seperti yang terjadi di Yogyakarta, mulai dari mahasiswa,
buruh, para guru dan lain-lain, bergabung dalam satu barisan massa aksi. Aksi
bagi rakyat sudah menjadi salah-satu ritual yang efektif untuk meneriakkan
keadilan. Karena selama ini, wakil rakyat yang diharapkan bisa menjadi penyambung
suara mereka ke pemerintah, ternyata malah menusuk mereka dari belakang, dengan
prilaku korupsinya.
Langganan:
Postingan (Atom)